Sejak dahulu kala zaman nenek moyang atau tua-tua adat dahulu desa ini belum di ketahui nama yang sebenarnya. Karena masing-masing marga dan soa belum terkumpul pada satu tempat atau lokasi yang disebut Negeri/desa atau perkampungan. Pertama sekali adalah Marga Batfin dan Kandrunmas bertolak dari Marsela yang mana dipanggil atau disebut Masel dan marga Takndare dari Sarlili yang disebut Salil. Kedua marga ini (Salil-Masel) bertolak dari Marsela Stat dengan kendaraan atau transportasi Laut saat itu adalah perahu adat namanya TUTUK SIN TUARLEL, menuju Bnu Nifmas diatas gunung Makatian di pesisir barat Makatian dkisitu tua-tua adat memiliki barang adat tua Kursi emas, dan Tibil Mas dan tak ada marga lain yang memiliki selain Salil Masel. Di atas perahu adat yang juga disebut RUM SORY adalah nama Soa dari Salil Masel selain memuat tua-tua adat juga disertai dengan barang adat Tua berupa Tempayan dari bahan Perak namanya Batmaken Andrit (Ibu Rity) panggilan sekarang. Barang tua tersebut sudah mencapai usia kurang lebih 2500 (dua ribu lima ratus) tahun yang lalu bahkan sudah lebih dan tidak bisa dihitung kapan munculnya barag adat ini. Barang tersebut berada pada marga Batfin dan sekarang berada di rumah tua. Kurang lebih satu tahun orang tua-tua mengutus 2 orang ke timur untuk melihat keadaan di timur dan hasilnya mereka pulang membawa pasir dan batu pantai yang putih bersih serta menceriterakan tentang situasi Matahari yang terbit dari sebelah Timur terbenam di sebelah Barat. Saat itu pesisir pantai belum ada penduduk satupun orangnya mendiami tanjung-tanjung ini, bahkan daratan dan petuanan yang ada belum ada yang mendiaminya. Ketika kembali ke barat orangtua-tua mengatur perjalanan untuk pindah dari barat ke Timur sebagian melewati laut dengan rumah sori atau RUMSORY dan sebagian melewati daratan hutan belantara ketika sampai di ralngyatw-Ralfwat seorang ibu atau nenek meninggal dan memakamkannya dengan seekor ayam betina induk dan anak-anaknya sebagai tanda disana sampai sekarang nama itu disebut. Setelah berjalan kurang lebih sehari seorang tua besar tinggi kurang lebih 2 meter (Orang Raksasa) meninggal di tengah hutan dan memakamkan orang tua tersebut dengan sebuah Titir atau Gong pada tempat itu sampai sekarang nama itu disebut. Tempat kedua perkampungan Salil Masel Yaitu Batfin dan Kandunmas di Bebeb Futwar dan Salil yaitu Takndare di Wandril, Saat itu daerah sekitarnya dimana tempat berburu babi korbau oleh tua-tua salil masel menyusur pegunungan bahkan sampai ke Knyar Istel, Akor Nakborit, bahkan ke Nurmalay dan kembali menyusuri kali dimana ada sungai Sinmai sampai ke Asel nisosoru belum ada marga atau orang-orang satupun yang menempati wilayah dan daerah tersebut bahkan menjadi tempat perburuan sehari-hari. Ketika itu kurang lebih 3 tahun kemuadian Utusan dari 2 orang tua-tua adat Salil Masel untuk melihat keadaan di pesisir pantai lagi dan baru menemukan marga Batlyol di tanjung Batkyek dan Marga Serin di Klinar. Lalu tua-tua adat salil masel menempatkan mereka untuk menjaga tempat-tempat itu dimana milik Salil Masel. Kemudian kembali dan mengatur perjalanan terus pindah ke tnyafir tubun ditempati oleh Salil dan Werampil ditempati marga Batfin Kandrunmas (Masel). Karena sendirian maka orangtua-tua Salil Masel, mengutus beberapa orang tua lainnya untuk memanggil marga Batlyol dari Batkyek dan Serin dari Klinar untuk berkumpul di Bnu Ene. Disana orang tua-tua Salil Masel membagi mel-mel atau batu adat. Batfin dan Kandrunmas (Salil) sebagai yang dituakan (Ibarat Mel Silai/ Ngongrat Mel/ Batalabir). Batlyol Mel Amoy, Takndare (Salil) Mel Anoy, Serin Mel Asnyompe dan Manglenrusun adalah Sarfunin das, Lutur Bab berada di Nustubun yang dipanggil Lelkol Tubun dan diberi hak sebagai Tuan Tanah Desa Arui Das sekarang ini. Waktu terus berputar, perkembangan terus ada karena itu dari tnyafir tubun pindah ke Anbutyain dekat tanjung Bwairin dan membangun sebuah perahu  batu yang disebut Natir Sory milik bersama Arui. Setelah pembagian mel semuanya kepada marga-marga lain, lalu Yempormase yang tinggal di Lory Sepin dan Marga Masel (Batfin/Kandunmas) panggil mereka datang dan menyerahkan kepada mereka sebagai Mel Angri. Ketika itu orang tua-tua membuka perkampungan atau tnyafir baru di Amet niarin Ngar Batfin Kandunmas, lalu ken Kaur dari marga Batlyol berburu anjing ke kormpau nbubul irin atau yang disebut (Anam Nafrek Latngarar) ketemu maken Anam dari marga Lolonlun kemudian kembali dan kasi tau kepada warga untuk pergi jemput orang tua ini bersama keluarganya. Saat mereka tiba batu adat atau mel sudah dibagi semua karena itu marga Batlyol menyerahkan atau npot abnu ndruin ber ken Anam bersama keluarganya dan mereka menerima hak itu sebagai tuan kampung atau tuan tanah di kampung yang lama atau kampung tua Bnu Ene.

Dan saat itu marga Batlyol menamakan Ametniarin dengan nama yang baru yaitu : Arui yang berarti persatuan bersama karena ditempat itu berkumpulah semua marga atau sun das sun bab. Teristimewa marga Batfin dan Kandunmas (Masel), Takndare (Salil), Batlyol, Serin, Yempormase, Sarfunin Das, Sarfunin Bab, Lolonlun. Dan saat itu kepala desa sesuai perintah Kotaler zaman Belanda yang ditunjuk atau dipilih sun das Bab warga Arui memilih Ken Famel Aliamin sebagai Kepala Desa atau orang kay pertama di Bnu En Kormpau Lendrin.

Waktu dan hari terus berganti, perkembangan semakin meningkat untuk membangun desa /dusun yang baik. Karena itu dari Bnu Ene berpindah ke Lelkoltubun yang mana di Nus Tubun/Lelkoltubun dari nama Ken Lelkol, milik Marga Sarfunin Das. Karena itu tuan tanah dialihkan dari Lolonlun ke marga Sarfunin Das. Selama di Bnu Lelkol Tubun warga desa Lelkoly mengangkat Au Aratwamin sebagai kepala desa/Orang kay saat itu. Ditempat ini mengalami musim kekeringan lalu ken Awondr Andrityamin dan bersama Au Aratwamin dan orang tua-tua Batfin dan Kandrunmas menggali air yang disebut Wengurlel yang merupakan sumur tua dengan sumber air dari Werampil untuk masyarakat minum sampai sekarang.

Di tempat ini jiwa kurang meningkat karena itu kampung berpindah ke bnu wangim Lelkoly dan orangkay yang terpilih saat itu adalah Ken Yoseph Alobtutul Nawakamin Batlyol s/d tahun 1956. Kemudian dari Bnu Wangim pindah ke pesisir pantai yang saat ini bnu lelkoly dirubah menjadi desa Arui Das yang artinya Arui adalah persatuan Das yaitu di Atas dengan Kepala Desa terpilih saat itu Ladislaus Akaur Andrityamin Batlyol tahun 1957. Desa Arui Das saat itu di bagi dalam 3 (tiga) Soa yaitu Soa Rumsifa terdiri dari marga Batlyol, Yempormase dan Lolonlun, Futwembun. Soa Rumsori Marga Bafin, Kandrunmas, yang disebut (Masel), ditambah Titirloloby dan Batlayery. Marga Takndare yang disebut (Salil) Dan Soa Luturdas Bab terdiri dari Marga Serin, Sarfunin Maken, Sarfunin Betin sampai saat ini dengan Kepala Soa Rumsifa : Yonas Lolonlun, Kepala Soa Rumsory : Yohanis Takndare dan Kepala Soa Lutur Das Bab yaitu Yoseph Serin(Cosy) : Saat Kepala Desa meninggalkan desa untuk sementara ke Pancoran maka Wakil : Petrus Yamlean meneruskan kepemimpinan desa ini dan ketika Ladislaus kembali dan dikukuhkan lagi sebagai kepala desa/orang kay Arui Das tahun 1984 sampai dengan selesai masa jabatannya. Dan kemudian diangkat Penjabat Agustinus Asin Takndare sebagai kepala desa Tahun 2001 Setelah selesai masa jabatannya dilantik atau dikukuhkan kepala desa yang baru yaitu : Samuel Yempormase tahun 2006 s/d tahun 2009. Selanjutnya diangkat sebagai penjabat untuk sementara sampai dengan tahun 2011 yaitu Yohanis Bosko Takndare. Diangkat lagi penjabat baru (Carteker) yaitu  : Robert Tupamahu, SE  (Sekcam Wertamrian) dari tahun 2011 s/d 2012. Dan melalui proses pemilihan yang demokratis kepala desa terpilih secara defenitiv adalah Alfonsius Awondr Andrityamin Batfin, SE yang dilantik secara resmi pada tanggal 19 Juli 2012 oleh Bupati Maluku Tenggara barat Drs. Bitzael S. Themmar dengan SK BUPATI Maluku Tenggara Barat Nomor 141 – 587 – Tahun 2012 tertanggal 19 Juli 2012. Diangkat lagi pejabat baru (Carteker) yaitu  : Wilhem Batlyol,SE Nomor: 141-507 Tahun 2018. Dan melalui proses pemilihan yang demokratis kepala desa terpilih secara defenitiv adalah MATEUS KANDUNMAS yang dilantik secara resmi pada tanggal 19/November/2019 oleh Bupati Maluku Tenggara barat  Petrus Fatlolon, SH.MH. dengan SK BUPATI Maluku Tenggara Barat Nomor 141 – 594 – Tahun 2018 tertanggal 19/11/2018.  Dan dilaksanakan Pengukuhan Adat secara resmi oleh tua-tua adat desa Arui Das Selasa 03/01/2019 yang di hadiri oleh camat wertamrian dan kapolsek wertamrian bersama anggota polsek, dan warga masyarakat desa Aui Das, bersama pastor Paroki Arui, RD.Rinto Duarmas,Pr.

Sumber RPJMDes 2019 – Sejarah Asal Usul Desa Arui Das.

Bagikan:

Facebook
Twitter
WhatsApp
Info

Berita Terkait Lainnya

Scroll to Top